layang-layang

Tiara dan seorang sahabat pergi ke festival layang-layang nasional di pantai… uhm… something, lupa namanya, beberapa waktu yang lalu. Ah, layang-layang, pantai, teman… wonderful day.

A002704-R1-17-23A copy
fly, fly high darling, fly as high as you can
no need to worry about falling, it will all be fine

Hari itu, setelah sekian lama, Tiara ketemu lagi dengan banyak sekali layang-layang. Warna warni, banyak rupa, dan mereka semua sedang berias, mempercantik diri, sekaligus bersiap terbang, menari, mengisi langit biar jadi warna-warni.

Layang-layang, dibuat hati-hati sepenuh hati, harus seimbang karena kalau tidak dia tak akan bisa terbang, pun terbang pasti segera jatuh ke tanah. Layang-layang itu kita, layang-layang itu saya; ya, salah satu dari mereka. Pergi sekolah setiap pagi, dengan bekal di tangan kiri dan buku-buku tersusun rapi. Tiap pagi dikecup manis, didoakan agar suatu hari nanti bisa terbang tinggi.

Diserut hati-hati tiap bilah bambunya, dipilih yang terbaik kertasnya, didandani yang cantik warna-warninya. Diawasi belajarnya, diamati tidurnya, dirawat sakitnya; kita, layang-layang.

Ketika dirasa cukup cantik, ketika dirasa cukup kuat, setelah diuji berkali-kali, para pelayang melepaskan gulungan senarnya, membiarkan layang-layang mereka menyerbu angin kencang, biar terbang. Itu kita, itu kita, itu kita. Waktu aku lihat para layang-layang itu untuk pertama kali menantang angin dan lalu terbang tinggi, mungkin itu rasanya orangtua melepas anaknya untuk mandiri, untuk jadi orang yang membahagiakan, karena layang-layang yang menghias langit itu pun membawa tawa.

Kadang, beberapa layang-layang jatuh lagi ke tanah, pelayang menangkapnya, memperbaiki dan mengajaknya terbang lagi. Kita sama, tak selalu terbang tinggi, kadang jatuh dan tersungkur, tapi semua akan baik-baik saja. Pun saat layang-layang warna-warni itu terbang tinggi, pelayang selalu memegang erat senarnya, mengatur terbangnya; aku lihat disana, orangtua yang berdoa semoga anaknya baik-baik saja, orangtua yang mengamati dan berjaga, kalau-kalau kesayangannya oleng dan jatuh maka mereka akan selalu ada disana untuk menyelamatkannya.

Beberapa layang-layang lain justru putus dan pergi bersama angin; hmm… mungkin mereka jatuh cinta, mungkin layang-layang itu teperdaya rayuan angin yang menyejukkan, yang membawanya terbang tinggi. Seperti kita yang lupa dunia ketika dimabuk asmara? Seperti kita yang lupa dunia ketika berkuasa dan jadi raja. Kadang dibiarkan, tapi seringkali pelayang mengejar, menangkap dan membawanya pulang meski dia tak bisa lagi terbang, diperbaiki hati-hati, dipasangi senar lagi, biar besok bisa terbang lagi…

layang-layang itu kita, jangan takut terbang tinggi, tabrak saja angin itu karena itu yang akan membawamu makin tinggi. What does not kill me makes me stronger kata Nietszche. Apa yang tidak membunuhmu hanya akan membuatmu lebih kuat. Angin kencang yang tidak merobek sayapmu, akan membawamu lebih tinggi :) jadi ayo terbang!

Comments

Anonymous said…
Pasti ngeliat layangannya di Parang kusumo ya :p

Popular posts from this blog

Dear Sapi, kemaren aku beli sepatu

Dear Sapi, it's been a year

I want to be loved, too...